Pembukaan Roppongi Art Night, Tokyo, didatangi ribuan penduduk yg antusias
Tapi sebelum kami ke Roppongi art Night, siang harinya kita jadi turis dulu. Mengunjugi Kuil Asasuka. Suasana siang itu ramai. Pengunjung ramai, mungkin karena akhir pekan.
Banyak pelajar-pelajar yg datang pada siang itu…
Mungkin lagi ada tugas sekolah saat itu 🙂
Selain pelajar Jepang, turis mancara negara juga memadati Kuli Asasuka
Melipir ke sisi kuil banyak kita temui penjaja suvenir yg tertata rapi. Dan dari situ gue menemukan topeng tradisionil Jepang. K=Bisa kita lihat kenapa mereka sangat maju di animasinya. Karakter trasionalnya saja sudah kartunal 🙂
Akhirnya kita melarikan diri dari keramaian kuil Asasuka siang itu. Jalan jalan seikitt menikmati kota Jepang. Kota yang memiliki kesadaran grafis tinggi
Lalu di siang hari kita sampai di MORI Art Museum. Nanti di lantai 52 karya seniman-seniman Indonesia di display meramaikan Roppongi Art Night. Dan di sebelahnya ada pameran Retrospeksi karya-karya Andi Warhol!! Waaaah.. gue akan menulis khusus tentang ini 🙂
Sampai di lantai 52 seperti inilah viewnya
tepat jam 4 kita turun ke bawah. Roppongi Art Night resmi di buka oleh Kuratornya Katsuhik0 Hibino. Lalu Katsuhiko turun dari podium, berkumandanglah intro lagu dari David Bowie. Let’s dance dan penari-penari SMA pun ganti meramaikan podium.
Mereka melakukan komposisi tari yang sangat “Jepang” sekali 🙂
Seusai meriahnya pesta pembukaan, gak sabar gue berlari ke lantai 52 MORI Art Museum. Ingin melihat karya kawan-kawan gue yg mewakili Indonesia..
Kemal Gibran menampilkan 3 seri karyanya yg merespon hobby bersepedanya
Saleh Husein mendisplay karyanya yg berjudul Human Instrumen yg di bagi menjadi 3 bagian. Yang pertama menampilkan video dari drawing-drawingnya
Dan di panel ini menampilkan simbol-simbol kendaraan bermotor dari negara- negara produsen yang di konsumsi oleh orang Indonesia.
Lalu selama pameran berlangsung Saleh Husein live drawing figure-figure pengendara bermotor. yang mananantinyafigure-figure tersebut membentuk grafik kenaikan jumlah pemakai kendaraan bermotor Indonesia.
Bondi menampilkan karyanya dengan print besar uang Indonesia ke atas panel baja yang di bentuk seperti “leceknya” alat tukar Indonesia tersebut.
Henry Foundation memberi judul karyanya Originality Is Nonexistence
Lain Saleh lain pula Henri. Dia membuat karyanya dengan konsep interaktif. Pengunjung Roppongi Art Night diajak berpartisipasi menyelesaikan karyanya.
Dari scene Tokyo Love Story…
Hingga ekspresi antusias khas wanita Jepang
Bahkan pengunjung manca negarapun tertarik merespon karya Henry Foundation.
Duta kesenian Indonesia sukses membuat kehebohan di Roppongi Art Night. Dan gue bangga berada di sana menyaksikan semua ini dari dekat 🙂
Yang membuat malam ini semakin lengkap adalah karya-karya seniman Indonesia di display berdekatan dengan view kota Tokyo pada malam hari. Amboii…
Kalo lo ingin memimpikan pengalaman Internasional seperti Henry Foundation, Saleh Husein, Bondi Goodboy dan Gibranos segera submit karya lo ke goaheadpeople.com
Bisa jadi cerita berikutnya adalah pameran elo di Paris 🙂