Tenang friend, jangan su’uzon gitu ah. Judul di atas cuma penggalan lirik dari lagu favorit gue di album ini. Kecewa. Yang di nyanyikan Euis Darliah. Dan lagu ini merupakan lagu pertama dalam hidup gue yang penuh makian. Bayangin. Ketika SD dengerin lagu dengan lirik kecewa, sialan, bego, tak tau diri, membleh! Saking emosi tingkat tingginya memaki, Euis Darliah sampai terbatuk-batuk. Bah. Gue yakin. Inilah lagu Indonesia berspirit Punk pertama di hidup gue.
Selain Kecewa lagu Langkah Kembara adalah favorit nomer dua gue dari album ini. Dengan Rico Tampatty sebagai penyanyinya. Heh? Rico Tampatty? Yoa Rico friend, RICO! yang sekarang sekelebat kita lihat di layar sinetron. Liriknya keren….
Kemana berkelana
seenak hati saja
tiada kerja tiada rencana
hidupku tak tau kan kemana
Kemana ku mengembara
Seenak hati saja
Tiada cinta tiada keluarga
Hidupku hanyalah sebatang kara
Putus sekolah tiada biaya
Melamar kerja tak di terima
Aku tak mau jadi pengemis
Santai-santai saja buat apa peimiiiiisssss….
Bukannya Saya, adalah lagu favorit ke tiga gue. Dengan Penyanyi Ahmad Albar. Disini Ahmad Albar tidak banyak mengeluarkan lengkingan rocknya. Di sini doi di sulap jadi penyanyi pop oleh Guruh. Dan seperti banyak kita tau. Ahmad Albar bisa jadi apa saja. Beliau memang penyanyi serba bisa.
Sebenarnya yang menjadi hits di album ini adalah Lenggang Puspita. Juga dinyanyika Albar. Gue masih ingat, lagu ini sempat ada video klipnya. Dan di putar beberapa kali di TVRI. Dengan setting Ahmad Albar bersama dua penari Betawi. Wah seharusnya video ini di upload ke youtube. Perpaduan Pop dengan budaya Lokal. Ide ini udah gak pernah terlihat lagi sejak memasuki tahun 1990an.
Sebenernya album Guruh apa sih ini? Line up penyanyinya cukup unik yha. Ada Euis Darliah dan Ahmad Albar yang nge Rock, Ada Elfa’s Singer dan Rico Tampatty pula sebagai bintang utamanya. Jadi di tahun 1986 album ini di rilis. Setelah Guruh mengadakan pagelaran Swara Mahardika yang ke empat. Musik -musik di album ini Lagu-lagu ini adalah pengiring pegelaran Swara Mahardika tersebut. Warnanyapun perpaduan dari unsur-unsur yang lagi hype jaman itu. New Wave, Fusion, Classic Disco, dan di lebur dengan musik Tradisionil. Gue sendiri gak menonton pertunjukannya. Selain mahal buat keluarga gue. Gue masih kecil pula. Gue cukup puas membaca report dari majalah Gadis. Dan otak gue pun seketika mencitrakan pertunjukannya.
Dan album ini cukup laris pada zamannya. Bahkan kakak perempuan gue pun, Hanoum, ikut membelinya. Dan biasanya dia akan gunakan untuk mengiringi tari kreasinya sendiri di panggung 17an atau pentas-pentas seni tingkat RT yang marak di selenggarakan pada tahun itu. Yoa itulah salah satu dampak dari pagelaran Swara Mahardhika di masyarakat.
Dampaknya buat gue?. Friend, gue cukup bersyukur waktu kecil udah di sirami lagu-lagu Indonesia berlirik bagus dari Iwan Fals, Ebiet G Ade, Dodo Zakaria, Fariz RM, Guruh Soekarno Putra. Salut untuk mereka semua.
Terharu 🙂
Booking Contact/CD direct Selling:
0858 11 764 764
Twitter: @morfem_band
Official Blog: http://morfemband.wordpress.com/
Morfem Use:
Radix Guitars
Crooz Apparel
MORFEM DATANG SEMUA SENANG