Jangan remehkan mimpi orang lain..
Ada yang kenal siapakah orang ini:
Doi adalah seorang seniman besar my friend, kalo elo lebih focus kepada benda yg di bawa orang yg eksentrik ini, baiknya gue kasih gambar yang satu ini:
Nah plototin deh tuh wajah doi sepuas-puasnya. Seperti inilah biasanya wajah seniman kontemporer Indonesia. Potongannya sangat cutting edge. Doi sangat penting gue tulis disini. Nama lengkapnya Reza Afisina. Waktu kita masih kuliah, Reza memilih major sound di fakultas perfilman IKJ, sedangkan gue memilih major fine art di senirupa. Doi adalah kawan “favorit” di segala tongkrongan. Gak heran kalo dia punya kawan di tiap fakultas. Bagi gue Reza Afisina adalah salah satu kawan yang gue banggakan.
Singkat kata kita sudah di ujung smester, dan sibuk mempersiapkan tugas akhir kuliah. Seperti biasa di jam-jam santai sore hari kami nongkrong di belakang kampus. Dari sekedar ngopi-ngopi sore sampai mengomentari kawan kami yang sedang asik bikin mural di tembok belakang. Tapi sore itu suasana cukup berbeda. Hanya sedikit mahasiswa yg berkeliaran. Dan gue cuma berdua si Reza di belakang saat itu. Tiba-tiba doi bercerita tentang rencana doi untuk pindah major ke fakultas senirupa. Apa?? Gue kaget karena waktu itu kita udah ada di semester akhir. Alasan dia saat itu hanya karena ada dorongan dari diri sendiri yang sangat kuat terhadap seni rupa, dan dia memilih buat meng-embrace bidang yang dia bener-bener pengenin.
Bagi gue idenya ini GILA, bahkan menggambar saja dia gak beres. Menurut hemat gue jalan yang mau dia ambil sekedar ide impulsive. Tapi dia bercerita dengan serius. Dia sangat menikmati dan tertarik untuk mendalami Performance Art. Dia bercerita dengan berapi-api. Setelah mendengar detail panjang lebar ceritanya akhirnya gue cuma bilang, “Keputusan yang lo ambil ini harus jadi keputusan yg penting dan bukan main-main. But if you really want to embrace this opportunity, just go ahead!”. Saat itu Reza cuma bilang sama gue, tenang aja Jim kita lihat saja nanti. Seperti biasa dia akan mengakhiri pembicaraannya dengan memperlihatkan gesture yg bikin kita terpingkal-pingkal.
Sejak pembicaraan itu dia sering membuat performing art di kampus. Ada-ada saja idenya. Dan semuanya jauh dari rongga fikir gue. Sampai akhirnya gue menyaksikan video performance art karya Reza yang berjudul WHAT! Pada sebuah peristiwa budaya di komunitas seni rupa Jakarta tahun 2001.
Ketika melihat video bikinannya ini gue cuma bergumam “anying udah jadi seniman ini orang!” Ternyata dia serius dengan keputusannya ini.
Dari performance art video dia yang berjudul What! ini, Reza Afisina sampai di undang oleh CEIA ke Belo Horizonte,Brazil, selama 3 bulan. Residensi untuk International Manifestation on Performance Art and group workshop. Pada tahun 2003. Kiprah kesenian Internasional Reza Afisina di mulai.
Belum selesai sampai di situ. Tahun 2004 dia di undang Open Circle ke Mumbai, India. Untuk workshop dan art project di Cabin Baggage.
Tahun 2006 dia terlibat di Gang Festival Project, Sydney Australia
Tahun 2009 di undang ke Jerman dan Switzerland untuk ikut dalam Act Of Encoutering III
Tahun 2012 terbang lagi ke Dublin, Polandia untuk menghadiri undangan European Performance Art Festival.
Ketika gue balik lagi ke scene percakapan kita di belakang kampus belasan tahun silam. Akhirnya kita cuma bisa kembali menegaskan, bahwasanya kita memang gak bisa menilai jalan fikiran orang lain. Reza Afisina telah membuktikan bagaimana “Live Your Passion” yang sesungguhnya. Dia nekad untuk “merasakan” gimana dirinya masuk ke suatu bidang yang baru. Dan saat ini karya performance art video Reza yg berjudul What! sudah menjadi koleksi museum terbesar di New York, Guggenhaim! Bersanding dengan karya maestro dunia seperti Picasso, Matisse dan lain-lain. Itulah mengapa kalau Reza Afisina adalah salah satu kawan yang gue banggakan ☺