tgl 5 Mei, gue sudah memegang ticket konser Pure Saturday, Grey, dengan hati nelangsa dan tatapan kosong. Anjiiiing kenapa konser ini bertepatan dengan janji pertemuan Morfem dan Brutal. Setelah menimang-nimang akhirnya ticket gue lepaskan. Karena pertemuan ini merupakan hajat hidup orang banyak. Dengan alasan gak mau egois, maka gue lepaskan kesempatan nonton PS di Gedung Kesenian Jakarta, Pasar Baru. Lalu berangkat meeting deh. Di perjalanan lagu The Smith dan Morrissey berkumandang terus menerus di mobil si Pandu. Tapi otak gue melayang, menggambarkan suasana di GKJ. Hiks 😦
Satu hari berikutnya gue langsung meburu album ini. Lalu gue setel di mini Hifi kesayangan di meja kerja gue. Dengan menggunakan headphones (karena gue takut membangunkan Pijar) gue setel dengan volume kenceng..
Gile album ini di buka dengan komposisi klasik. Entah ini hasil komposisi anak-anak PS atau memang sudah ada komposisi seperti ini. Gue gak paham klasik. Tapi yang pasti di intro ini seperti sudah mewarning kita akan pengalaman-pengalaman yang terjadi di track demi track berikutnya.
Track pertama Horsemen. Buset, keren. Suasana langsung berubah jadi nostalgia. Yoi friend, musik kayak gini mah waktu gue SD di sebut Art Rock. Refrainnya gue jadi inget Yes (dalam versi yang lebih ringan tentunya). Apalagi ada sentuhan Yockie Suryoprayogo di keyboards. Makin-makin deh Art Rocknya. Dan yang bikin tambah keren adalah ketika perpindahan ke track berikut ada efek-efek mindahin gelombang radio AM. yoi Radio AM karena kresek-kresek seperti ini gak bakal terjadi di gelombang FM. Lalu masuk intro drum Lighthouse…anjiiing keren. Lagu ini sudah sangat familiar di kuping gue. Karena sering di puter ketika gue siaran sore di Trax FM. Setelah gue baca sleevenya ternyata Rekti The Sigit jadi backing vokal di sini.
Musim Berakhir, satu satunya track berbahasa Indonesia di album ini. Liriknya keren pas bagian…Oh Cakrawala Berselendang Pelangi…reflek gue menoleh ke anak gue yang sedang tidur di dekapan ibunya. Pas di sebelah gue. Gile puitis banget PS di track ini.
Starlight, gile perasaan lagu ini gak kelar-kelar. Oh iya 6:52 cing. Ada sedikit noise hitar di bagian tengahnya. Liat di sleeve, eits, si Rekti lagi keluar.
Utopian Dream, di kasih akustik sedikit. Peregangan khayal. Biar gak terlalu terbuai kita hehe. Cakep iki lagunye. Bagian favorit..Cold night has no pitty…Home is where i want it to be…..writingsong that i cant, belieeeeeeeeve…nanjak Satria NB..Nanjak 🙂 (eh ternyata ini suara Rekti, kata Hasief)
The Air, The Empty Sky….bunyi keyboards yang di beri judul 0:52 menit saja 🙂
Passepartout
To The Edge
Albatross:
I. Candle Lit-Moonshine
II. Embrace
III. Dream A New Dream
Wah skip gue untuk menulisnya lagi. Album ini membuat gue melamun. Asli. Sampai dimana tadi? Akhh…yang pasti album ini sudah seperti album Artrock saja kayaknya. Bukan indie pop hehe. Dan suara Satria NB makin merdu saja 🙂
Warning: Kalo lagi banyak masalah jangan mendengarkan album ini 😛
Booking Contact: 0815 89 86 915
Morfem CD and Merchandise click SHOP
Official Blog: http://morfemband.wordpress.com/
Twitter: @morfem_band
Morfem Use:
Radix Guitars
Crooz Apparel
Morfem 2nd album recorded at: ALMOS a small recording studio at jl. kalibata timur I no 30 jakarta. Follow: @Almosstudio
MORFEM DATANG SEMUA SENANG